Tugas Softskill Tentang Perawatan Mesin Di Industri
Disusun Oleh :
` Nama : Ahmad
Junaedi
NPM : 20415343
Kelas :
3IC08
I. Pesan
Perawatan dan Perbaikan Mesin dalam suatu
Industri:
A. Perawatan dan Perbaikan Mesin
A. Perawatan dan Perbaikan Mesin
Pengertian perawatan (
maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan
pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang
diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam
kondisi siap pakai. Berikut tujuan perawatan dan perbaikan mesin adalah:
1. Memperpanjang usia
kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya
sumber daya modal untuk penggantian Menjamin keselamatan orang yang menggunakan
sarana tersebut.
2. Menghemat waktu,
biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
3. Kerugian baik
material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin,
karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat
kerusakan awal dapat segera dicegah.
B. Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
1.Merubah proses
2.Merancang kembali komponen yang gagal
3.Mengganti dengan komponen baru atau
yang lebih baik
4.Meningkatkan prosedur perawatan
preventif. Sebagai contoh, melakukan
pelumasan sesuai
ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan
inspeksi
5. Meninjau kembali dan merubah
sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih
operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
Tujuan utama perawatan:
1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
II. Klasifikasi dan Jenis Perawatan:
A. Perawatan yang
direncanakan
Perencanaan
didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi mengenai
kondisi masa datang, guna mengembangkan seluruh lintasan kegiatan. Pengertian
perencanaan perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang
dilakukan untuk menjaga sistem/equipment dalam proses perawatannya sampai
kondisi dapat diterima. Perencanaan perawatan mengikutsertakan pengembangan
dari seluruh lintasan kegiatan yang mencakup semua kegiatan perawatan,
reparasi, dan pekerjaan overhaul.
Faktor penunjang keberhasilan
perencanaan perawatan akan terkait dengan:
Ø Ruang lingkup
pekerjaan.
Ø Lokasi pekerjaan.
Ø Prioritas pekerjaan.
Ø Metode
Ø Kebutuhan komponen dan
material.
Ø Kebutuhan peralatan
Ø Kebutuhan tenaga kerja
baik secara kualitas dari skill maupun kuantitasnya.
Kendala yang mungkin muncul dalam
perencanaan perawatan dapat disebabkan berbagai aspek seperti komunikasi
ketidakjelasan instruksi, kurangnya informasi maupun berbagai kelambatan, dan
ketidakpastian spare parts atau tenaga kerja terampil.
B.
Perawatan yang tidak direncanakan
Breakdown maintenance atau yang biasa disebut perawatan
yang tidak direncanakan merupakan
perbaikan yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti operasinya akibat
kerusakan pada alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak
diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive
maintenance dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan.Adapun pengantar ISO
sebagai berikut:
ISO 9001 adalah
standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat
prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas
rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
Beberapa
aspek-aspek penting dalam perencanaan perawatan adalah:
1)
Perencanaan
Perencanaan
adalah kegiatan untuk menjalankan fungsi
1.
Aspek-Aspek Penting Dalam Perawatan Terencana
perawatan
yang dilakukan secara terorganisir. Perencanaan perawatan terdiri dari:
•
Penyusunan secara struktural kegiatan perawatan yang akan dijalankan
•
Penyusunan sistem perawatan
•
Kegiatan pengontrolan dan pencatatan
•
Penerapan sistem perawatan dan pencatatan
Sedangkan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan perawatan
adalah ruang lingkup pekerjaan, prioritas pekerjaan, kebutuhan ketrampilan,
kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan peralatan dan kebutuhan material.
2)
Pemeriksaan
Kegiatan
pemeriksaan yang telah tersusun dengan teratur akan menjaga performa mesin
dalam keadaaan optimal dan dapat berfungsi sesuai standar. Kegiatan pemeriksaan
terdiri dari:
•
Pemeriksaan operasional
•
Pemeriksaan pemberhentian
•
Pemeriksaan overhaul.
3)
Pemilihan komponen/ suku cadang
Pemilihan
komponen atau suku cadang merupakan kegiatan yang paling penting dalam
menjalankan kegiatan overhaul. Dengan pemilihan suku cadang yang sesuai dengan
spesifikasi mesin akan menjaga mesin tetap dapat bekerja dalam kondisi standar.
2.
Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan
pencegahan (preventive maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga
dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi
mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi (Sofyan, 1998:
90). Dalam melakukan cara perawatan ini, ada beberapa aktifitas yang dapat
dilakukan yaitu: pemeriksaan secara berkala dan penggantian komponen yang sudah
hampir rusak atau sudah rusak. Untuk penggantian komponen yang telah rusak ini
akan terjadi penambahan pada biaya produksinya. Sehingga dalam menetapkan
komponen-komponen yang akan dijadwalkan penggantiannya harus merupakan komponen
yang kritis dalam sistem produksi tersebut.
Berdasarkan
Asrori (2007: 3) kegiatan perawatan yang dilakukan dalam perawatan preventif
adalah suatu bentuk pelaksanaan terjadual. Oleh karena itu siklus perawatan
menjadi penting keberadaannya. Klasifikasi perawatan mesin dalam preventive
maintenance dibagi menjadi 4 kategori (keadaan), yaitu:
(1)
Inspeksi (I)
Inspeksi
adalah tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala kondisi suatu
peralatan atau alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mesin
atau alat bantu tersebut yang hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam
melakukan kegiatan perawatan selanjutnya.
(2)
Small Repair (S)
Small
repair adalah suatu tindakan perawatan ringan yang menitik beratkan pada bagian
terkecil (komponen) dari suatu mesin. Kegiatan small repair merupakan perbaikan
tindak lanjut dari kerusakan ringan yang ditemukan pada waktu kegiatan inspeksi
dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
(3)
Medium Repair (M)
Medium
repair adalah suatu tindakan perawatan tingkat menengah yang lebih fokus pada
kerusakan bagian dari suatu mesin akibat aus atau akibat kecelakaan yang
perbaikannya memerlukan biaya yang tinggi dan waktu kerja yang relatif lama.
(4)
Overhaul (O)
Overhaul
adalah suatu tindakan perawatan pada yang bersifat menyeluruh pada bagian
mesin. Tindakan yang biasanya dilakukan waktu overhaul adalah
pembetulan-pembetulan komponen yang aus/ rusak atau penggantian komponen.
3.
Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Menurut
Sofyan (1987: 90) perawatan korektif (corrective maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau
kelainan pada fasilitas atau peralatan yang ditemukan selama masa waktu
preventive maintenance.
Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik
dan mencapai standar kerja yang dapat diterima.
Perawatan
korektif yang dilakukan meliputi antara lain:
a.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian yang
kurang ekonomis dari mesin atau mengurangi frekuensi terjadinya kerusakan
tersebut
b.
Melakukan perbaikan setelah jangka waktu tertentu
Beberapa
jenis perawatan korektif adalah:
1)
Shutdown Maintenance
Shutdown
maintenance adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama
mesin
tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena
kerusakan yang serius.
2)
Breakdown maintenance
Pekerjaan
perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan,
dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
dan
tenaga kerjanya.
III. Jenis
Pelumas dan Teknik Pelumasan:
A. Jenis Pelumas
1.
Hydraulic oil ( Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik
dan water glycol )
2.
Compressor Oil ( Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan
sintetik )
3.
Industrial Gear dan Oil ( Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral
dan sintetik )
4. Automotive Gear dan
Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan
sintetik)
5.
Diesel Engine Oil ( Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral
dan sintetik )
B.
Sifat Pelumas
1. Indeks kekentalan.
Kekentalan minyak pelumas itu
berubah-ubah menurut perubahan temperatur. Dengan sendirinya minyak pelumas
yang baik tidak terlalu peka terhadap perubahan temperatur, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, baik dalam keadaan dingin maupun dalam keadaan
panas (temperatur kerja). Untuk mengukur perubahan kekentalan tersebut
dipakai indeks kekentalan yang diperoleh dengan cara mencatat
perubahan kekentalan bila pelumas didinginkan dari 210o F
sampai 100o F.
2. Titik tuang.
Pada temperatur tertentu (titik tuang),
minyak pelumas akan membentuk jaringan kristal yang menyebabkan minyak itu
sukar mengalir. Karena itu sebaiknya dipergunakan minyak pelumas dengan titik
tuang yang serendah-rendahnya untuk menjamin bahwa minyak pelumas akan mengalir
denagn lancar.
3. Stabilitas.
Beberapa minyak pelumas pada temperatur
tinggi akan berubah susunan kimianya sehingga terjadilah endapan yang
mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya. Selain itu endapan minyak
pelumas tersebut dapat menyumbat saluran sirkulasi minyak tersebut.
4. Kelumasan.
Minyak pelumas harus memiliki kelumasan
yang cukup baik, yaitu dapat membasahi permukaan logam. Hal ini berarti dalam
segal keadaan selalu terdapat lapisan minyak pelumas pada permukaan bagian
mesin yang bersentuhan.
C.
Bahan Aditif Pelumas
1. Aditif Anti-Keausan (Anti-Wear)
Aditif anti keausan berfungsi untuk
mencegah kontak metal-to-metal antara komponen mesin pada saat
lapisan film lubrikasi rusak. Dengan menggunakan aditif ini akan didapatkan
umur mesin yang lebih panjang karena nilai ketahanan aus yang meningkat. Cara
kerja aditif ini adalah dengan jalan bereaksi dengan sebagian kecil molekul
metal di permukaan komponen untuk membentuk lapisan film yang dapat bergeser
dalam permukaan gesek.
2. Aditif Extreme-Pressure
Zat aditif extreme pressure (EP) memiliki fungsi yang
mirip dengan aditif anti-keausan, yaitu untuk mencegah terjadinya kontak metal-to-metal namun
diutamakan pada saat kondisi tekanan tinggi. Mekanismenya adalah dengan jalan
membentuk lapisan film dari reaksi antara zat aditif dengan molekul permukaan
komponen mesin. Lapisan film ini bersifat sangat kuat dan tidak mudah rusak
pada beban kerja tinggi, sehingga kontak metal-to-metal dapat
selalu dih
3. Anti-Korosi
Aditif dengan fungsi untuk menghambat
terjadinya korosi di permukaan komponen ini, dilakukan dengan jalan membentuk
lapisan film khusus pada permukaan logam komponen. Lapisan film tersebut juga
aktif melindungi komponen dari serangan oksigen (oksidasi), air, serta zat
kimia aktif lainnya. Material dengan kemampuan aditif tersebut antara lain
adalah senyawa alkalin, asam organik, ester, serta turunan asam amino.
4. Anti-Oksidan
Oli mineral dapat bereaksi dengan
oksigen dalam udara dan membentuk asam organik. Produk dari reaksi oksidasi tersebut
meningkatkan viskositas oli, membentuk endapan dan vernis (varnish),
memicu korosi, serta busa. Anti-oksidan bertugas untuk menghambat terjadinya
oksidasi oli. Material-material yang dapat dijadikan sebagai anti-oksidan
antara lain adalah zinc dithiophosphate, alkyl sulfides, aromatic
sulfides, aromatic amines, dan hindered phenols.
D.
Sistem Pelumasan Mesin
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
·
model roda gigi ( gear type )
·
model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam
postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
https://timbulstg.blogspot.co.id/2014/01/tribologi-pelumasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar