PERAWATAN PREVENTIF
LAPORAN ANALISIS SUATU MESIN
METODE PRAKTIS PEMBUATAN JADWAL PERAWATAN
DisusunOleh :
` Nama : Ahmad
Junaedi
NPM : 20415343
Kelas :
3IC08
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018
1. Pengertian Perawatan Definisi Tujuan Bersifat
Preventif Korektif
Menurut Vincent Gasper , perawatan preventif merupakan
suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan
fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari
sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki
. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari
sistem produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas
yang sangat tinggi maka akan lebih intensif .
Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai , suatu aktivitas untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan .
Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :
A.
Menekan ( memperpendek ) periode kerusakan ( break down period ) sampai
batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis .
B.
Menghindari kerusakan ( break down ) tidak terencana , kerusakan tiba –
tiba .
Perawatan preventif ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat
efektif didalam fasilitas – fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “
critical unit “ sedangkan ciri – ciri dari fasilitas produksi yang termasuk
dalam critical unit ialah kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan :
·
Membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja
·
Mempengaruai kualitas produksi yang dihasilkan
·
Menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi
·
Harga dari fasilitas tersebut cukup besar dan mahal
Dalam prakteknya perawatan preventif yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dapat dibedakan lagi sebagai berikut :
·
Perawatan rutin , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang
dilakukan secara rutin ( setiap hari ) . Misalnya pembersihan peralatan
pelumasan oli , pengecekan isi bahan bakar , dan lain sebagainya .
·
Perawatan periodic , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu , misalnya setiap
100 jam kerja mesin , lalu meningkat setiap500 jam sekali , dan seterusnya .
Misalnya pembongkaran silinder , penyetelan katup – katup , pemasukan dan
pembuangan silindermesin dan sebagainya .
Dalam perawatan preventif akan menguntungkan atau tidak tergantung pada :
·
Distribusi dari kerusakan pada penjadwalan dan pelaksanaan perawatan preventif
harus memperlihatkan jenis distribusi dari kerusakan yang ada , karena dengan
mengetahui jenis distribusi kerusakan dapat disusun suatu rencana perawatan
yang benar – benar tepat sesuai dengan latar belakang mesin tersebut .
·
Hubungan antara waktu perawatan prerventif terhadap waktu , perbaikan ,
hendaknya diantara kedua waktu ini diadakan keseimbangan dan diusahakan dapat
dicapai titik maksimal . jika ternyata jumlah waktu untuk perawatan preventif
lebih lama dari waktu menyelesaikan kerusakan tiba – tiba , maka tidak ada
manfaatnya yang nyata untuk mengadakan perawatan preventif , lebih baik
ditunggu saja sampai terjadi kerusakan .
Walaupun masih ada suatu factor lain yang perlu diperhatikan yaitu
apabila ternyata jumlah kerugian akibat rusaknya mesin cukup besar yang
meliputi bianya – biaya :
A.
Buruh menganggur
B.
produksi terhenti
C.
biaya penggantian spare part
D.
Kekecewaan konsumen
maka walaupun waktu untuk menyelesaikan perawatan preventif sama dengan
waktu untuk menyelesaikan kerusakan , perawatan preventif masih dapat
dipertimbangkan untuk dilaksanakan .
2.
Laporan Analisis Kerusakan Pada Suatu Mesin
MENDIAGNOSA KERUSAKAN KENDARAAN
A. Engine
Engine adalah salah satu bagian penting dari
kendaraan, yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen yang kompleks dan
saling terhubung.Sehingga engine memerlukan perawatan yang rutin agar kerja
komponen dalam engine dapat bekerja dengan baik. Kendaraan yang dioperasikan
dalam jangka waktu tertentu akan mengalami perubahan pada komponen fungsional
termasuk perubahan kualitas pelumas. Sehingga membutuhkan pemeliharaan untuk
mengembalikan kondisi kerja engine atau yang disebut dengan Tune Up.
1. Mendiagnosa
masalah tekanan kompresi kurang
a. Gejala
-
pada kecepatan rendah, suara mesin kasar serta kurang tenaga.
b.
Kerusakan
-
terjadi kerusakan pada piston atau ringnya
-
pegas katup patah
-
katup pemasukan dan pengeluaran macet atau terbakar
-
busi sudah tidak layak pakai atau rusak.
c. Penyebab
-
Kurangnya keseimbangan pemasukan bahan bakar keruang bakar sehingga
piston tidak dapat bekerja optimal dalam proses kerja piston.
-
Karena terjadi tabrakan antara katup dan piston yang dikarenakan tidak
sempurnanya penyetelan pada katup.
-
Pelumasan pada ruang katup tidak ada atau pelumas (oli) tidak sampai
keruang katup untuk melumasi sistem katup sehingga katup dapat berkarat.
- Terjadi kebocoran pada ring piston
sehingga oli masuk keruang bakar dan menempel pada kepala busi, karena oli
bersifat susah terbakar sehingga oli menutupi kepala busi yang mengakibatkan
busi tidak mampu bekerja secara optimal.
d.
Perbaikan
- Buka komponen mesin dengan cara buka
tutup kepala silinder, silinder head, bak oli, dan keluarka piston dengan alat
SST untuk mengetahui silinder mana yang mengalami kerusakan jika kerusakan pada
silinder dan ring piston sudah parah segera melakukan pergantian agar tidak
merembet pada komponen mesin lainya.
-
Dalam permasalahan pegas katup patah maka tidak dapat dilakukan
perbaikan kecuali dengan cara penggantian pada pegas katup yang patah tersebut.
-
Pada kondisi kerusakan pada katup masuk dan buang macet atau tidak dapat
bekerja maksimal itu biasanya terjadi karat pada ruang katup, maka lakukan
perbaikan dengan cara pembongkaran pada komponen katup dan lakukan pembersihan
karat-karat dengan menggunakan kertas gosok yang paling halus. Jika salah satu
katub masuk atau buang bengkok maka segera lakukan penggantian dengan katup
yang baru untuk mengatasi kerusakan.
-
Jika permaslahan pada busi biasanya busi hangus pada kepala busi yang
diakibatkan oleh sisa-sisa pembakaran yang tidak sempurna maka buka busi dan
bersihkan kepala busi agar mendapat hasil yang maksimal dalam proses
pembakaran. Apa bila setelah melakukan pembersihan busi, tetapi busi tidak lagi
memercikkan bunga api secara sempurna maka segera lakukan penggantian busi
dengan yang baru.
2.
Mendiagnosa masalah akselerasi mesin kurang sempurna
a.
Gejala
-
Mesin susah dinyalahkan.
-
Suara mesin saat menyalah buntu-buntuk (tidak stabil).
b.
Kerusakan
-
Saluran-saluran atau lobang-lubang didalam karburatornya kotor.
-
Businya tidak menyala secara konstan. (kerenggangan busi terlalu rapat).
- Gas
sisa pembakaran tidak dapat keluar secara lancar dari knalpot.
-
Saringan udara yang tersumbat akan mempengaruhi komposisi bensin dan
udara sehingga campuran terlalu kaya.
-
Waktu pegapian yang kurang tepat, terlau cepat menyala atau terlalu
lambat menyala.
c.
Penyebab
-
Jika saluran-saluran pada karburator kotor penyebabnya yaitu terjadi
karat pada tangki bahan bakar sehingga masuk kedalam ruang karburator sehingga
lubang-lubang didalam karburator tersumbat.
-
Pada kondisi busi dengan nyalah tidak stabil biasanya disebabkan
banyaknya trak-trak sisa-sisa pembakaran menempel pada kepala busi dan bias
juga disebabkan karena terlalu rapatnya celah pada busi.
- Gas
sisa pembakaran tidak dapat keluar dengan lancar yang disebabkan karena penyetelan katup masuk dan buang tidak
sesuai klasifikasi.
-
Saringan udara tersumbat diakibatkan oleh banyaknya jumlah debu yang
masuk kedalam saringan udara sehingga debu tersebut menempel dan menutupi
saringan udara.
-
Pengapian kurang tepat menyalah disebabkan karena kurang tepatnya penyetelan
platina sehingga loncatan bunga api tidak sesuai.
d.
Perbaikan
-
Melakukan pembongkaran pada karburator dan bersihkan kompnen-komponen
karburator dari kotoran yang menyumbat
lupang main jet dan slow jet.
-
Bersihkan kepala busi dari trak-trak sisa pembakaran dan stel
kerenggangan kepala busi agar percikan bunga api sesuai saat proses pembakaran.
-
Jika gas buang tidak keluar dengan lancar dari kenalpot maka stel celah
katup masuk dan buang jika kerenggangan tidak sesuai lakukan penyetelan dan
jika penyetelan telah dilakukan dan masih pembuangan tidak sempurna maka
lakukan pembongkaran pada komponen katup mungkin terjadi keausan pada kepala
katup maka lakukan pencukuran pada kepala katup.
-
Bersihkan saringan udara dengan menggunakan kuas dan cairan, setelah
melakukan pembersihan keringkan saringan udara.
-
Jika pengapian kurang tepat permasalahan ini karena penyetelan platina
yang kuarang tepat maka lakukan penyetelan sesuai klasifikasi. Jika penyetelan telah
dilakukan tetapi kondisi masih tetap sama maka lakukan pergantian pada komponen
platina.
3.
Mendiagnosa kerusakan system pendingin
a.
Gejala
-
Mesin kendaraan cepat panas saat dinyalahkan
b.
Kerusakan
-
Terjadi kebocoran pada selang radiator
-
Pambel kipas pendingin aus (rusak) sehingga kipas pendingin tidak
berputar sempurna
-
Karet sil water pump bocor atau water pump rusak.
-
Terjadi kerusakan pada reserfoir tank
-
Terjadi penyumbatan pada water jacket
-
Thermostat rusak
c.
Penyebab
-
Jika selang air radiator rusak (bocor) maka air akan tidak sempurna
mengalir sehingga air pendingin akan berkurang, penyebab kerusakan suhu panas
tinggi dari mesin.
-
Pambel kipas pendingin mengalami keausan karena disebabkan oleh suhu
panas dari mesin sehingga pambel mengalami keausan.
-
Jika terjadi kebocoran pada water pump disebabkan oleh karet sil yang
sudah tidak mampu lagi menahan air sehingga terjadi kebocoran.
-
Saat mesin kembali dingin, tekanan pada sistem pendinginan juga akan
kembali normal sehingga perlu tambahan air yang akan diambil dari tangki
cadangan. Kerusakan pada tangki cadangan adalah kebocoran atau pecah akibat
benturan.
-
Kerusakan pada water jacket
biasanya akibat lapisan karat yang menghalangi efektivitas cairan
pendingin menyerap kalor, sekaligus menghalangi alirannya.
-
Yang bertugas untuk menjaga suhu adalah thermostat yang terletak di mulut saluran air di kepala
silinder. Yang menyebabkan kerusakan thermostat yaitu tekanan suhu yang terlalu
tinggi.
d.
Perbaikan
-
Selang air radiator bocor maka yang harus dilakukan dengan cara
penggantian dengan selang yang baru.
-
Tali pambel sudah aus maka tidak ada perbaikan yang bias dilakukan
kecuali dengan melakukan penggantian.
-
Lakukan pembongkaran pada water pump lalu analisa penyebab kebocoran
setelah diketahui lakukan perbaikan pada komponen water pump yang rusak, jika karet
sil water pamp yang rusak maka ganti karet sil tersebut dengan yang baru.
-
Jika terjadi kebocoran pada reserfor tank maka lakukan perbaikan pada
bagian bocor tersebut, jika reserfoir pecah karena benturan maka segera lakukan
penggantian pada reserfoir tank.
-
Jika water jaket bermasalah dalam pengaliran air pendingin maka lakukan
pembongkaran dan bersikan water jacket dari karat.
-
Buka thermostat jika pada komponen ini yang mengalami masalah maka yang
sering dilakukan dengan cara melakukan penggantian dengan thermostat yang baru.
4.
Mendiagnosa kerusakan motor tidak dapat atau sukar distarter
a.
Gejala
-
Pada waktu kunci kontak starter diputar, motor starter tidak bekerja
tetapi hanya terdengar bunyi tumbukan disekitar motor starter
b.
Kerusakan
-
Kerusakan pada komponen dinamo starter.
c.
Penyebab
-
Gigi pinion terjepit diantara gigi-gigi pada roda gaya sehingga
mengakibatkan kerusakan pada dynamo starter.
-
Tuas ungkit atau kembali rusak sehingga gigi piniom dynamo starter tidak
kembali pada posisi semula.
d.
Perbaikan
-
Lepas dynamo starter dari dudukannya, lalu lakukan pembongkaran pada
komponen dan lakukan perbaikan pada gigi pinion mungkin terjadi kerusakan pada
poros gigi pinion jika kerusakan tersebut sudah parah segera lakukan
penggantian agar tiada merembet pada komponen yang lainya.
-
Lakukan pemeriksaan pada tuas pengembali apa bila tuas pengembali rusak
atau aus maka lakukan penggantian.
5.
Mendiagnosa kerusakan motor tidak bekerja dengan halus
a.
Gejala
- Apa
bila pedal gas dilepas motor mati dan sukar distarter kembali.
b.
Kerusakan
-
Penyetelan skrup pengaturan tanpa beban pada karburator kurang tepat.
-
Kabel busi terlepas atau putus.
-
Kerusakan pada busi
c.
Penyebab
-
Kurang telitinya penyetelan skrup pengaturan tanpa beban, sehingga motor
tidak memiliki keseimbangan pada saat mengkonsumsi bahan bakar.
-
Kabel busi terlepas karena diakibatkan dari getaran mesin yang tinggi
atau kabel busi putus diakibatkan karena korosi yang mengakibatkan kabel busi
ini terputus.
-
Busi rusak diakibatkan oleh tekanan pengapian dan panas yang tinggi atau
lapisan keramik pada kepala busi retak sehingga busi tidak dapat memercikan
bunga api tidak stabil.
d.
Perbaikan
-
Lakukan penyetelan pada skrup pengaturan tanpa beban pada karburator
agar dapat stabil.
-
Jika kabel busi putus maka segera lakukan penggantian pada kabel busi
yang rusak.
-
Jika busi mengalami kerusakan segera lakukan penggantian dengan busi
yang baru.
B. Chasis dan
kelistrikan bodi kendaraan
Chasis adalah bagian yang tinggal bila body
kendaraan dilepaskan keseluruhannya.
1.
Mendiagnosa pada system pengisian
a.
Gejala
- Aki
tidak terisi tetapi mesin dapat distarter.
b.
Kerusakan
-
Belt alternator kendor atau sudah aus.
-
Kabel alternator terkelupas atau putus.
-
Alternator rusak.
-
Batrai rusak.
c.
Penyebab
-
Belt alternator kendor atau sudah aus karena disebabkan kurang
kencangnya penyetelan pada belt, sehingga terjadi gesekan saat terjadi putaran
maka mengakibatkan keausan pada belt alternator.
- Jika kabel alternator terkelupas atau
putus, hal ini sering diakibatkan karena terjadi pertemuan antara kabel positif
dan negative atau juga diakibatkan sering mengalami gesekan dengan komponen
kendaraan yang lainnya.
-
Alternator rusak, diakibatkan karena terlalu besarnya arus yang
dihasilkan seningga dapat mengakibatkan gulungan pada alternator hangus.
-
Jika kerusakan yang dialami karena batrai rusak sering kali yang menjadi
penyebabnya yaitu batrai sering mengalami kekurangan air accu atau bahkan
sel-sel pada batrai telah berkarat sehingga menutupi peroses kerja batrai.
d.
Perbaikan
-
Jika belt alternator kendor maka lakukan penyetelan dengan menggunakan
SST, apabila kerusakan itu diakibatkan karena terjadi keausan pada belt
alternator maka segera melakukan penggantian dengan yang baru.
-
Jika ada beberapa kabel yang terputus atau terkelupas lakukan
pembungkusan dan penyambungan kabel dengan menggunakan isolasi kabel agar
aliran listrik dapat bekerja dengan baik.
-
Alternator rusak maka periksalah pada bagian komponen alternator yang
mengalami kerusakan, jika gulungan alternator terbakar segera lakukan
penggantian pada gulungan alternator tersebut.
-
Batrai sebagai salah satu sumber tegangan yang menyimpan arus listrik
yang akan dialirkan kekomponen listrik, jika batrai yang mengalami
permasalahan/rusak tidak ada cara perbaikan melainkan dengan cara mengganti
batrai dengan yang baru.
2.
Mendiagnosa kerusakan roda kendaraan
a.
Gejala
-
Suara berdengung saat mobil melaju
b.
Kerusakan
- Ban
bergelombang atau tidak rata
- Bearing roda sudah aus
c.
Penyebab
-
Penyebab kerusakan ban bergelombang dikarenakan terlalu seringnya ban
kekurangan tekanan angin bahkan biasanya disebabkan karena jarak antara roda
depan dan belakang yang tidak stabil.
- Jika
bearing roda yang mengalami keausan penyebab utamanya karena biasanya roda
mengalami benturan yang sangat keras dan biasanya pelumasan pada bagian bearing
tida ada (berkarat).
d.
Perbaikan
- Cek
ban apakah permukaan ban tidak rata jika hal tersebut yang sedang dialami
berarti ada kemungkinan shock breaker sudah saatnya diganti dan apabila
permukaan ban tidak rata atau makan sebelah maka ban perlu dispooring.
-
Lakukan pendongkrakan pada mobil agar roda menggantung, lalu goyang roda
keatas dan kebawah apabila goyang artinya bearing roda perlu diganti. Jika
digoyang kekiri dan kekanan apabila goyang berarti tierod atau booljoint sudah
lemah atau aus jadi segera perlu diganti.
3.
Mendiagnosa sistem suspensi
a.
Gejala
- Kendaraan saat membelok goyang dan kendaraan
bergetar saat melewati jalan yang tidak rata.
b.
Kerusakan
- Oli
sel suspensi bocor.
-
Sistem suspensi keras/tidak elastis.
c.
Penyebab
-
Jika hal tersebut yang dialami dari komponen suspensi maka penyebab yang
sering dialami adalah terlalu sering membawa beban yang berlebihan atau
melewati spesifikasi berat kendaraan yang diharuskan.
d.
Perbaikan
-
Masalah yang terjadi pada system suspensi hal ini tidak dapat dilakukan
perbaikan pada komponen kecuali dengan cara penggantian pada system suspensi.
4.
Mendiagnosa system kelistrikan
a.
Gejala
-
Motor tersendat-sendat dan tercium bau hangus pada komponen.
b.
Kerusakan
-
Komponen kabel body terbakar.
-
Terjadi kebocoran aliran listrik pada kabel.
c.
Penyebabnya
-
Komponen kabel bodi mengalami kerusakan atau salah satu kabel terkelupas
sehingga bersentuhan dengan kabel yang lainya.
- Kebocoran pada bagian kabel disebabkan oleh
tingginya tegangan dan terjadi gesekan antara kabel dengan komponen yang
lainnya sehingga kulit kabel tipis sehingga terjadi kebocoran aliran listrik.
d.
Perbaikan
-
Jika hal tersebut yang terjadi maka lakukan pemeriksaan apad kabel bodi,
jika ada salah satu kabel terputus atau terkelupas maka lakukan pembungkusan
pada kabel tersebut agar tidak konslet.
-
Biasanya jika komponen kabel mengalami kerusakan yang sdah parah
tindakan yang sering dilakukan dengan cara penggantian pada keseluruhan kabel
bodi.
C. Sepeda
Motor
Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang
digerakkan oleh mesin (motor penggerak). Motor penggerak ini memiliki
komponen-komponen dan fungsi masing-masing dalam melakukan kerja saat motor
dioperasikan. Pada pembahasan mengenai sepeda motor yang akan dibahas yaitu
mendiagnosa masalah kerusakan pada sepeda motor.
1.
Mendiagnosa kinerja mesin kurang stabil
a.
Gejala
-
Mesin hidupnya tersendat-sendat saat dipanaskan.
b.
Kerusakan
-
Busi yang kadang kala mengeluarkan api kadangkala tidak
-
Koil atau CDI pengapiannya rusak
-
Penyetelan plampung kurang tepat
c.
Penyebab
-
Jika busi mengalami kerusakan kadang kala memercikkan bunga api dan
kadang kala tidak memercikkan bunga api penyebab kerusakan biasanya terjadi
pada bobeng dan CDI sehingga pengapian pada busi kadang menyala dan tidak
menyala. Biasa juaga diakibatkan karena penyetelan celah busi yang tidak benar.
-
Jika diantara koil dan CDI yang rusak biasanya yang terjadi yaitu CDI
basah sehingga terjadi konslet pada komponennya yang mengakibatkan kerusakan.
-
Penyetelan pelampung yang kurang tepat disebabkan karena kurang
ketelitian pada saat penyetelan pelampung.
d.
Perbaikan
-
Jika saat didiagnosa ternyata busi yang bermasalah atau sudah rusak,
maka cara untuk perbaikannya hanya dengan cara penggantian dengan busi yang
baru.
-
Salah satu dari komponen motor koil pengapian dan CDI yang berperan
penting dalam membantu penyalaan bunga api, jika kerusakan terjadi pada koil
dan CDI yang dapat dilakukan dengan cara penggantian komponen dengan yang baru.
-
Jika kerusakan hanya disebabkan oleh penyetelan pelampung yang kurang
benar segera lakukan pembongkaran pada karburator dan stel pelampung agar
stabil.
2.
Mendiagnosa system bahan bakar
a.
Gejala
-
Campuran bahan bakar terlalu kaya
b.
Kerusakan
-
Kerusakan pada komponen karburator atau komponen karburator kotor.
-
Saringan udara tersumbat.
c.
Penyebab
-
Penyebab dari kerusakan karburator atau kotor, biasanya disebabkan oleh
campuaran bahan bakar yang tidak sesuai, ada kotoran atau debu yang mengendap
pada bagian karburator dan ada beberapa komponen karburator yang aus.
-
Saringan udara tersunbat biasa terjadi karena banyaknya jumlah debu atau
ktoran yang masuk kedalam saringan udara.
d.
Perbaikan
- Jika terjadi permasalahn pada komponen
karburator hal yang harus dilakukan segera bongkar kmponen karburator lalu
bersihkan dengan kuas agar dapat mengetahui komponen yang mana mengalami
kerusakan setelah itu lakukan penyetelan pada bagian karburator jika memang ada
komponen yang sudah aus dan tidak bsa digunakan lagi segera lakukan penggantian
dengan yang baru.
-
Jika saringan udara yang mengalami penyumbatan hal yang harus dilakukan
adalah bongkar kompnennya lalu bersihkan dengan cairan yang bersih setelah itu
keringkan saringan.
3.
Mendiagnosa system pembakaran sepeda motor lemah
a.
Gejala
-
Tenaga motor lemah dan boros pemakaian bahan bakar
b.
Kerusakan
-
Ring piston lemah
-
Dinding silinder aus
c.
Penyebab
-
Jika permasalahan yang dialami berupa ring piston lemah itu disebabkan
karena ring telah tipis dan tidak dapat menutupi seluruh bagian dinding
silinder yang disebabkan karena seringnya terjadi gesekan antara dinding
silinder dan ring piston.
-
Jika dinding silinder telah aus disebabkan karena tidak sempurnanya
kinerja ring seher sehingga membuat dinding silinder mengalami kerusakan (aus).
d.
Perbaikan
-
Yang harus dilakukan pada kerusakan komponen ini yaitu melakukan
pempngkaran terlebih dahulu periksa posisi ring seher, jika posisinya sempurna
tetapi tenaga motor masih kurang maka ukur lingkaran ring seher, jika terjadi
keausan maka segera lakukan penggantian dengan ring seher yang baru untuk
mengantisifasi kerusakan pada komponen yang lainya.
-
Adapun kerusakan yang dialami dari berbagai kendaraan sepeda motor
dinding silinder yang aus maka lakukan penambahan daging pada dinding silinder
setelah itu lakukan pembubutan sesuai klasifikasi yang telah ditentukan atau
sering disebut dengan istilah overside. Jika keausan pada dinding silinder
sangat parah maka lakukan penggantian pada komponen ini.
3.
Metode Praktis Dalam Membuat Jadwal Perawatan
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Jadwal Operasi Pabrik
Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan
minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik
mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya
kebutuhan perawatan.
• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu
atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar
kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi. Tabel 1. memperlihatkan berbagai
sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang
tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak
beroperasi. Perencanaan Perawatan Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi
:
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan
dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat
diselesaikan dengan suatu bentuk perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih:
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan
secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu
kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai
rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan
dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi
hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan
dirawat.
• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu
dirawat.
• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
• Sistem Pengelolaan pekerjaan.
• Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan
sistem perawatan :
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas
pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk
masing-masing tugas yang harus dilakukan
pada tiap bagian.
• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus
dilakukan.
• Metode yang menjamin program perawatan dapat
berhasil.
• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan
program perawatan.
Faktor-faktor Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan
Pekerjaan Perawatan
a. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan
perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan
gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan,
merupakan informasi yang mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi
akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor
departemen dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga
pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang benar. Jika suatu mesin mempunyai
peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut prioritas utama.
d. Metode yang digunakan.
“Membeli kemudian memasang” sangat berbeda artinya
dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan
dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika penyelesaian pekerjaan
tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang
dipunyai.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang
digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti dengan adanya kebutuhan
material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f. Kebutuhan alat perkakas.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda
pengenal agar mudah penyediaannya bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak
adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan kebutuhannya.
g. Kebutuhan keahlian.
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan
memudahkan dia bekerja.
h. Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan harus ditentukan untuk setiap jenis keahlian. Hal iniberguna dalam
ketetapan pengawasannya.
Sistem Organisasi Untuk Perencanaan Yang Efektif
Perencanaan yang ditangani oleh staf perawatan
adalah untuk mempersiapkan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan perawatan.
Bagian perencana bertanggung jawab terhadap perencanaan:
a. Sistem order pekerjaan.
b. Perencanaan estimasi.
c. Penjadwalan.
d. Kontrol jaminan order
e. Laporan hasil kerja.
Pada bagan dibawah ini diperlihatkan salah satu
contoh hubungan fungsi perencanaan yang diorganisasikan dalam struktur jenis
perawatan.
Estimasi Pekerjaan
Perencanaan perawatan diadakan untuk membuat jadwal
kerja dan kontrol yang dibutuhkan dalam menetapkan waktu yang diperlukan untuk
melakukan kerja. Penilaian waktu kerja dilakukan oleh seorang estimator.
Penilaian dengan kwalitas tinggi akan dihasilkan dari seorang estimator yang
berpengalaman,
berpengetahuan dan berkemampuan dalam bidang
estimasi.
Kerugian-kerugian dari estimasi yang dibuat oleh
pengawas adalah sebagai berikut:
a. Estimasi tidak tetap dan tidak teliti.
b. Estimasi sangat bervariasi ketelitiannya bila
estimator berbeda-beda.
c. Metode pembandingnya sulit.
d. Latihan estimator tidak mudah.
e. Kebenarannya hampir tidak mungkin.
Suatu metode estimasi yang terarah, disebut sistem
data historis, dengan memakai nilai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman masa
lalu. Namun metode data historis juga mempunyai kelemahan yaitu:
a. Nilai waktu rata-rata yang direfleksikan dari
harga lama tidak seteliti waktu sekarang.
b. Metode yang berganti-ganti sulit
membandingkannya.
c. Pekerjaan yang baru sulit ditaksir.
d. Kekurangan masa lalu menjadi dasar pada sistem.
Standar waktu
kerja bisa ditetapkan pada tiap fungsi perawatan dengan metode-metode yang ada
seperti metode “studi mengenai gerak dsb.
Tabel 1. adalah contoh lembaran data standar
pekerjaan pemeliharaan.
Keuntungan-keuntungan Dari Perawatan Yang Direncanakan
Perawatan yang direncanakan dapat menghasilkan
keuntungankeuntungan sebagai berikut:
a. Kesiapan fasilitas industri lebih besar
1. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan
bisa berkurang karena adanya sistem
perawatan yang baik dan teratur.
2. Pelaksanaan perawatan tidak banyak mengganggu
kegiatan produksi, sehingga hilangnya waktu produksi menjadi minimum.
3. Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat
mengurangi kemacetan produksi daripada adanya perawatan khusus yang mahal.
4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan
lebih mudah terkontrol dan selalu tersedia bilaman diperlukan.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat
dan murah daripada memperbaiki kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.
c.
Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga
kesinambungan hasil industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
d.
Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.
1. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan
dapat merata dalam setahunnya, sehingga penumpukan tugas perawatan akan
terkurangi.
2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah
diketahui kemajuannya dan dapat terkontrol secara efektif.
3. Cara kerja perawatan yang positif dapat
mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik dengan pendekatan yang penuh
dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya
perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program
perawatan.
DAFTAR PUSAKA
http://alsensalo.blogspot.com/2011/07/perawatan-mesin-yang-direncanakan.html
http://putramanakarra.blogspot.com/2013/01/laporan-diagnosa-dan-perbaikan-kendaraan_8152.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar